a Citra Kuchiki: Juni 2012 -->

Rabu, 20 Juni 2012

Bleach : The Honey Dish Rhapsody Part 1

Moshi moshi... untuk mengisi kekosongan karena anime Bleach tidak ada lagi, maka aku akan mempostingkan Bleach light novel yang judulnya The Honey Dish Rhapsody. Mungkin sebagian dari kalian ada yang sudah baca cerita ini. Novel ini, mengambil latar waktu setelah pengkhianatan aizen di bukit Sokyoku. Untuk lihat versi full-nya bisa liat di sini. Tapi bahasanya pakai Bahasa Inggris. Dan untuk versi Bahasa Indonesianya, akan ku post per part. Jadi bersabarlah kalian, kalu aku sedikit ngaret update. Tapi akan kuusahakan insyaalah, dengan liburnya aku kali ini, bisa update. Oya, yang mentranslate cerita ini adalah para admin dari Bleach Indonesia.

Oke, ini dia!


Yobantai (Divisi 4), Pusat Pengobatan Umum

Seorang shinigami menggendong tas kain berjalan di koridor, diterangi oleh cahaya matahari yang hendak terbenam. Dia Seat Ketujuh Divisi Empat, Yamada Hanatarou.

"Bukan, bukan di sini juga..."

Di bawah setiap nomor kamar tergantung papan kayu bertuliskan nama pasien, namun tidak satupun salah satu yang ia cari.

Pusat pengobatan ini sangat luas, dan semua bangsal merata, di lantai tiga diperuntukkan sebagai kamar pribadi. Tersesat di antara lorong-lorong panjang yang tampak persis sama, Hanatarou serasa ingin menangis.

"Hn ... Rukia-san ..." gumamnya, bahunya merosot kekalahan.

Sebuah bayangan mendekatinya dari belakang.

"Hei!"

"Ahhh ...! Maaf maaf maaf! "Ia berteriak dan berjongkok, mencengkeram kepalanya. Bertahun-tahun ditegur oleh atasannya telah melatih naluri dirinya untuk meminta maaf sebelum melakukan hal lain.

"Kenapa kau meminta maaf?"

"Ah ...?" Hanatarou mengangkat kepalanya dan melihat bayangan yang bermandikan cahaya keemasan, rambut peraknya menyilaukan mata. Dia adalah Kapten dari Divisi Sepuluh, Hitsugaya Toshiro. Dia cepat menunduk lagi, bingung melihat hal itu. "Kapten Hitsugaya ...!"

"Kau ... ini Yamada, kan?"

"Ya! Di-divisi empat Yamada Hanatarou! "Dengan cepat Hanatarou duduk dengan kedua tangan ditempatkan diatas lutunya, memberi hormat pada yang ada dihadapannya.

"Tidak perlu takut begitu. Aku tidak akan melakukan apa-apa padamu. "

"Baik! Sa-saya ... Maafkan saya! "

"Aku sudah mengatakan untuk berhenti meminta maaf."

"Maaf... Ah, aku mengatakan maaf lagi, jadi maaf! Ah ..., dan lagi? Aku berkata lagi, maaf ... Ah, dan aku mengatakan itu lagi ...! "

Wajah Hanatarou tampat seperti tersapu angin `maaf`, seolah-olah dirinya akan selalu mengatakan kata "maaf" seumur hidupnya. Hitsugaya menutup matanya pelan . "Ada di ruang empat pintu dari sini."

"... Apa?"

Dia mendongak dan melihat anggukan Hitsugaya. "Kau sedang mencari ruang Kuchiki Rukia, kan?"

"Ah, ya! Aku! Tapi ..., bagaimana Kapten Hitsugaya tahu di mana ruang Rukia-san? "

Hitsugaya mendesah dan memandang dengan ekspresi tak percaya. "Jika kau tenang dan mencari reiatsunya, kau bisa langsung menemukannya."

"Ah, benar! Begitu ... jika saja aku melakukan itu dari tadi! "Ujar dia kagum.

Hitsugaya mendesah lagi. "Bukankah kau buntaichou (seated officer)?"

"Ya, aku sangat menyesal! Terima kasih banyak! "

"Sudahlah, sampai jumpa."

"Terima kasih banyak!" Menatap bayangan yang perlahan pergi, Hanatarou membungkuk dalam-dalam sekali lagi.

Empat hari setelah kekacauan yang terjad karena pengkhianatan Aizen, Soul Society telah pulih sedikit demi sedikit dan mulai kembali ke rutinitas lama.

"Jadi Kapten Hitsugaya berkata, 'Ruangan empat pintu dari sini!" Dan seperti yang ia katakan! Para kapten benar-benar menakjubkan! "


Pusat Pengobatan Umum - Lantai Tiga

Suara ceria Hanatarou melayang keluar dari jendela yang terbuka lebar. Rukia duduk di tempat tidur di sebelah jendela itu, mendengarkan dia.

"Tapi kenapa Kapten Hitsugaya berada di tempat seperti ini? Luka-lukanya harus benar-benar sembuh. Atau mungkin dia memiliki beberapa keluhan lain? "

"Kapten Hitsugaya ... Mungkin ke sini untuk menjenguk Wakil kapten Hinamori," katanya, pandangannya jatuh ke lantai. Dia bisa mengingat wajah Hitsugaya yang penuh kesedihan ketika mereka berpapasan kemarin.

Wakil Kapten Divisi lima, Hinamori Momo menderita luka tusukan serius di dadanya. Orang yang telah menikamnya adalah orang yang paling dia percayai, Aizen Sousuke.

"Pengobatan Wakil Kapten Hinamori sudah selesai. Lukanya akan sembuh cepat atau lambat, "kata Unohana Retsu, Kapten dari Divisi Empat, pada Hitsugaya yang berdiri bersamanya dipusat mengobatan kelas atas.

"Luka pada tubuhnya ..." Dia tidak sadar menggigit kuku ibu jari kirinya.

"Shiro-chan! Jangan menggigit kuku seperti itu!"

Suara itu.

Suara itu melayang mengiang ditelinganya lagi.

"... Sialan!" Dia menjatuhkan tangannya dan mengepalkan tangannya, sedikit gemetar.

"Aku hanya bisa mengobati luka yang dapat kita lihat ... Di luar itu, kita hanya bisa mengandalkan pasien sendiri 'untuk bertahan hidup', "kata Unohana, terdengar menyesalkarena kemampuannya yang terbatas.

Dia berpaling dan berjalan keluar ke lorong gelap . Saat dirinya berpapasan dengan Rukia di tangga, ia hanya bisa diam.

"Kapten Hitsugaya pasti merasa terpukul, bukan?"

"Ya," jawab Rukia tenang, sebelum menyadari tas di tangannya. "Ini ...?"

"Apa? Oh! Ini ... "Dia kemudian meletakkan tas itu di tangannya.

"Ransel milikku?" Itu adalah ransel biru laut yang dia bawa saat dirinya ditangkap dari duania manusia.

"Saat di Pusat Detensi, Divisi Enam, Rukia-san mengatakan kalau 'ada begitu banyak benda yang bisa dimakan di dunia manusia,' dan 'ada beberapa di ransel milikku." Jadi aku pergi ke Institut Penelitian dan Pembangunan untuk melihat apakah aku bisa mendapatkan sesuatu Rukia-san kembali. "

"Oh, betapa beraninya kau!"

Institut Penelitian dan Pengembangan adalah organisasi agak aneh, para anggotanya mempunyai kebiasaan yang aneh-aneh. Semakin sedikit shinigami yang berani untuk mendekat ke sana.

"Pakaian, sepatu, dan semua tidak ada, tapi tas ini masih ada.... "

"Apa itu?"

"Ilmuan yang bernama Tsubokura Rin, kukira dia juga akan membuang tas ini juga, tapi dia menyimpan dan memakan yang ada didalam tas itu.." Suara Hanatarou sedikit melemah.

Satu-satunya yang tersisa di tas itu hanyalah tepung yang terbuat dari beras ketan, dibungkus kertas putih.

"Maaf."

"Tidak perlu meminta maaf. Aku kira aku tak akan pernah melihat benda ini lagi, jadi tak perlu khawatir dengan semua itu... Terima kasih, Hanatarou. "

Laki-laki dihapadapan Rukia itupun tersipu, mulutnya juga spontan tertawa. "Tidak perlu berterima kasih padaku!"

"Ini adalah tepung terbaik yang diperoleh dari penjual kue di Dunia Manusia! Dengan ini, kita bisa membuat Shiratama yang lezat! "

"Ah, aku akan menyiapkan pasta kacang manis!"

"Ya, ayo kita buat zenzai Shiratama!"

"Sungguh menyenangkan!"

Rukia melihat surat mencuat dari dalam tas itu. "Hanatarou, surat itu ..."

"Ah, maaf! Aku lupa kalau Unohana Taichou menyuruhku memberikan ini pada Rukia-san "Dia buru-buru menarik surat itu, meminta maaf lagi, dan memberikannya kepada Rukia.

"Jangan khawatir," katanya, membuka surat itu. Ia memandangnya sekilas dan kembali memandang Hanatarou, yang wajahnya tetap masih penuh rasa khawatir. "Besok pagi, Nii-sama akan dipindahkan ke salah satu ruangan di sini."

Saudara angkat Rukia, Rokubantai Taichou, Kuchiki Byakuya, menderita luka serius dalam pertempuran sebelumnya dan medapatkan perawatan intensif sejak saat itu.

"Jadi, Kuchiki Taichou sudah selamat dari bahaya! Syukurlah, Rukia-san! "


"Ah. Terima kasih "Rukia mengangguk pelan, pandangannya terarah ke luar jendela. Matahari telah terbenam di sebelah barat, sinar oranye semakin meredup . Seireitei, dengan gedung-gedung putih dan menara putihnya, setiap malam selalu hangat dihiasi oleh cahaya. Walaupun dia berdiri menghadap pemandangan seperti itu, tetap tidak bisa menghentikan kekhawatirannya.

"Aku pergi dulu, Rukia-san!" Kata Hanatarou setelah keduanya berada dalam keheningan yang cukup lama.

"Hanatarou."

Laki-laki itu menghentikan langkahnya di depan pintu dan berbalik. Terlihat di depannya Rukia mengerutkan keningnya. "Apa menurutmu Nii-sama akan memakan Shiratama zenzai buatanku?"

"Tentu saja!" Dia mengangguk penuh semangat. "Jika kita akan menghidangkannya pada Kuchiki Taichou, aku harus menyiapkan pasta kacang yang paling enak.

Rukia bergumam. "Biar aku saja yang menyiapkan."

"Aku saja, Rukia-san!" Lelaki itu membungkuk hormat sebelum meninggalkan Rukia.

Rukia melipat surat itu, bertanya pada dirinya sendiri apa yang harus dia katakan saat dia akan memberikan zenzai Shiratama pada Byakuya.
 
Continued to part 2
Read More..

Hotspot Gratis di Balikpapan


Hontou ni gomenasai!! Maaf sudah telat update, mungkin lebih dari 1 bulan sepertinya. Pada sibuk sama tugas – tugas dan ulangan semesteran nih. Dan sekarang tinggal tunggu liburan aja (“Yeah! Freedom!”). Jadi, bagi para net-freaks kayak aku, enaknya santai – santai sambil surfing internet. Untuk sekedar refreshing lah. Tapi jangan buka situs yang aneh – aneh ya.

Oke! Sekarang ini, aku akan memberitahu kalian tempat – tempat di Balikpapan yang menjadi tempat favorit bagi para net-freaks yaitu Hotspot gratis. Kenapa Balikpapan? Karena aku tinggal di Balikpapan! Bagi yang tidak tahu Balikpapan dimana, Balikpapan itu ada di Kalimantan Timur, Indonesia Tengah. Dan juga merupakan tetangganya Samarinda. 


Baiklah, inilah daftar tempat – tempatnya :

CAFE
  1. EXCELSO CAFE lantai 2 Balikpapan PLAZA
  2. EXCELSO CAFE lantai 2 Mall Fantasi Balikpapan Baru
  3. DAPEN CAFE Klandasan
  4. BBC (Batakan Beach Cafe)
  5. LaCentro Cafe Sudirman Square
HOTEL
  1. Lounge/cafe HOTEL BLUESKY
  2. SAGITA Gunung Malang -> Bisa diakses dari gang sebelahnya atau dari masjid di Ujung Gang
  3. STAR HILL -> Password : starhillbpn
  4. BLUE SKY Lobby
  5. Le Grandeur Hotel (Ex Dusit)
  6. NUANSA INDAH Gunung Pasir
PERKANTORAN
  1. Kantor Indosat
  2. Kantor PEMKOT
  3. Kantor SATNET
  4. Kantor UPMS UP VI
KAMPUS
  1. STIKOM Balikpapan
RUMAH SAKIT
  1. Loby RESTU IBU
  2. Loby RS PERTAMINA Balikpapan
LAIN-LAIN
  1. Bandara Sepinggan Balikpapan -> Tidak hanya di ruang tunggu, dari dpn ATM bisa dpt signal full atau dari Anjungan
  2. PASIFICA Balikpapan
  3. Taman Bekapai
Kalau menurutku, dari semua tempat di atas yang paling aku rekomendasikan adalah Taman Bekapai. Soalnya, selain koneksinya lumayan cepat, ada tempat charge-nya, tempatnya juga lumayan nyaman untuk sekedar refreshing. Di sana juga banyak penjual – penjual jadi kalau mau makan tinggal pesan aja di sana (meskipun agak mahal sih). 


Tapi, kalau menurutku, di jaman yang sudah penuh akan teknologi ini, sekolah – sekolah maupun kampus pasti nyediain tempat – tempat tersendiri yang punya jangkauan wifi. Jadi, kalau kalian terlalu ribet untuk pergi, lebih baik internet-an aja di sekolah. Akan lebih hemat uang dan tenaga.


Okay, have fun surfing!

Read More..