Barak Divisi Sepuluh, Kantor Administrasi
Hitsugaya dengan diam membaca dengan teliti kertas tugas
yang ada di atas meja kerjanya, alisnya mengkerut semakin dalam.
Dan alasan dibalik itu adalah -
“Tapi Rangiku-san,
jam istirahat siang sudah lewat…”
“Ahaha, tidak
masalah! Orihime, kau benar – benar tulus!”
-
Ini.
Di sebelah kantor administrasi ada sebuah ruang resepsi
untuk menjamu para tamu. Karena cuaca hari sangat indah, semua jendela yang ada
di barak dibuka lebar – lebar agar membiarkan angin segar masuk. Tentu saja,
ini berarti bahwa ia juga bisa mendengar semua yang percakapan dari ruang
sebelah.
“Kami memiliki kapten yang sangat hebat yang membuat
kami….., tidak ada masalah. Fukutaichou dari Divisi 10 Matsumoto Rangiku
hanya menaikkan suaranya saat memuji
kebaikan kaptennya.
(Dia…!!) Di samping kenyataan bahwa Rangiku benar – benar
tahu sang kapten dapat mendengarnya, ia masih saja tetap bermalas – malasan.
Hitsugaya menahan amarahnya.
Rangiku menujukkan Orihima bagaimana untuk mengikat simpul
pada seragam shinigami di ruang tamu/
“Kalau begitu
seperti ini, ya?”
“Bukan, bukan
seperti itu. Kau harus menempatkan bagian ini disini… ah, bagus! Sudah selesai!
Orihime memandang ikat simpul yang besar itu dan tersenyum.
Ada beberapa shinigami wanita yang mengagumi Rangiku dan mengikuti caranya yang
berbeda dalam mengikat simpul. Orihime bukanlah shinigami, tetapi ia mengagumi
kecantikan dan keceriaan Rangiku seperti yang lain. “Terima kasih banyak!”
“Tidak masalah… Ah
Orihime, coba kesini sebentar.” Ia mengangkat tangannya dan memberi sinyal agar
Orihime maju ke depan. “Satu hal lagi…”
“Apa aku melakukan kesalahan?”
Rangiku terlihat berpikir saat ia mencengkeram kerah milik
Orihime.
“Apa yang kau
lakuka… Aaaaaaaaa!!” Orihime berteriak saat kerahnya secara tiba – tiba dibuka
dengan lebar.
“Menurutku kau lebih cocok seperti ini, Orihime!”
Melihat kerah Rangiku yang terbuka lebar, membuat Orihime
semakin tersipu. “A- Aku merasa tidak nyaman kalau seperti ini…” katanya sambil
memperbaiki bajunya.
“Benarkah? Kau harus menghargai dan menonjolkan lagi apa
yang kau miliki… Maksudku, tidak semua orang itu beruntung. Coba kau lihat
Nanao, anak yang malang.”
“Siapa yang anak
malang!!” Berdiri di luar jendela adalah orang yang baru saja ia mengklaim
berdada rata seperti jalan raya, Fukutaichou dari divisi 8, Ise Nanao.
“Ah, Nanao! Karena
kau sangat rata seperti jalanan, aku bahkan tidak melihatmu disana.”
“Bu – bukan itu masalahnya!” Nanao tiba – tiba memindahkan
buku yang ada di bawah bersama tangannya ke depan dadanya, seperti ia sedang
menyembunyikan sesuatu.
“…Tapi itu sangat menjadi masalah bagimu kan?”
“Apa yang ingin kau katakan, Matsumoto Fukutaichou?”
Rangiku hanya mengangkat bahu atas nada suaranya yang
tajam. “Apa kau butuh sesuatu? Kalau kau mencari Kyoraku Taichou, dia tidak ada
disini.”
“Oh… jadi dia tidak ada disini… Hmph, selalu tidak pernah
peduli pada pekerjaan, selalu melakukan apa yang dia inginkan…!”
Rangiku melihat Nanao pergi. “Nanao memiliki pekerjaan yang
sulit… Aku sangat beruntung bersama seseorang yang sangat hebat untuk bekerja.”
Ia mengatakan dengan volume suara yang cukup keras agar sampai terdengar pada
kaptennya yang sedang bekerja. “Ah!! Kyoraku Taichou?!”
Tiba –tiba duduk di samping Orihime, adalah seseorang yang
baru saja dicari – cari oleh Nanao – Taichou dari divisi 8, Kyoraku Shunsui.
“Ah, maaf sudah
mengganggu.”
“Apa? ‘Maaf sudah
mengganggu?’ Aku baru saja bilang Anda tidak ada disini… Kalau Nanao berteriak
padaku karena ini, kalau begitu ini adalah salahnya kapten!”Rangiku berkata
seraya melipat tangannya didepan dada.
Orihime membelalakkan matanya. “Jadi orang ini yang dicari
shinigami wanita barusan?
“Ini pertemuan pertamamu dengan Kyoraku Taichou?”
Ia mengangguk. Meskipun Orihime sudah melewatinya beberapa
kali di sekitar Seiretei, ini merupakan pertama kalinya ia menyertakan nama dan
divisinya.
“Kalau begitu aku
harus memperkenalkan diriku dengan benar.” Ia terbatuk sekali dan tersenyum
seolah – olah dikelilingi oleh ratusan
kelopak bunga mawar yang tertiup angin. “Ini adalah pertama kalinya aku bertemu
dengan wanita muda ini. Aku adalah Kyoraku Shunsui. Kau adalah ryoka…”
“Ya! Saya Inoue
Orihme! Mohon bantuannya!” Orihime tersenyum.
Rayuannya yang biasa ia lakukan pada gadis – gadis
sepertinya tidak berpengaruh pada Orihime. “Orihime-chan… sangat imut!” Tetapi
tetap saja, ia sangat senang. Ia selalu merasa senang setiap ia bersama – sama
dengan gadis imut.
“Jadi, untuk apa
Taichou ada disini? Rangiku bertanya.
“Yah, aku baru saja
mengunjungi Kuriya dan bermaksud untuk membagi sebagian dari ini bersama
Rangiku-san.” Ia membuka tas kertasnya dan mengeluarkan sebuah kotak yang
bertuliskan “tokkuri saichu” dengan kaligrafi.
“Tokkuri… saichu?”
“Oh, gadis dari
Dunia Nyata dapat mengerti karakter yang sesulit ini. Menakjubkan!”
“Haha, bukan apa –
apa!” Orihime memiliki nilai – nilai yang bagus, cukup untuk bisa mendapatkan
peringkat 3 dari seluruh angkatannya. Dan meskipun percakapan yang biasa dikatakannya
terkadang membuat orang sulit untuk membayangkan, dia sesungguhnya sangat
pintar.
“Ini benar – benar
enak! Aku akan membawa teh dan kita semua bisa membaginya!” Rangiku berdiri dan
melongokkan kepalanya di jendela. “Apa kau ingin bergabung dengan kami,
taichou?”
“Tidak!” langsung
dijawab dengan cepat.
Di waktu Rangiku kembali ke ruang resepsi dengan membawa
the, Wajah Orihime benar – benar merah, dan kedua matanya berkeliaran kemana –
mana.
“Ada apa, Orihime?”
Rangiku menekankan kedua tangannya ke bahu Orihime dan menatap wajahnya dengan
seksama.
“Ah, Rangiku-san!
Apakah kau tau kalau saichu itu ikan paus… jadi kau harus memakannya dengan
roti~!” Orihime terlihat seakan – akan tidak mengerti kata – kata yang ia
katakan sendiri, atau dimana ia sekarang ini.
“Apa yang Anda
lakukan pada anak ini?” tanya Rangiku.
“Aku tidak melakukan
apapun,” kata Kyoraku. “Kami hanya makan saichu-nya bersama – sama.”
Kyoraku menoleh ke
Orihime berharap Orihime membenarkannya, tetapi Orihime hanya berayun – ayun tidak jelas dan tidak
meresponnya. Di depannya terdapat 3 bungkusan.
“Ori – Orihime?!”
Orihime tiba – tiba
berhenti, ia berposisi tegak, dan tiba –
tiba… jatuh ke lantai. Untungnya, Rangiku langsung menangkapnya.
“Ah, bahaya sekali…..!”
Rangiku berkeringat dingin.
“Sepertinya Orihime
sudah dikalahkan oleh tokkuri saichu.”
Tokkuri saichu adalah sejenis wafer dengan isi. Isi ini terbuat dari pasta kacang merah, yang
disiapkan dari kacang yang direbus bersama butir bir. Karena terbuat hanya dari
butir bir terbaik, bahkan untuk mereka yang biasanya tidak menyukai rasa
alcohol berfikir tokkuri saichu itu enak. Tetapi kandungan alkoholnya juga cukup tinggi.
“Orihime?! Kauu baik
– baik saja?! Ori-hime-!!”
“Orihime-chan – bertahanlah
-!!”
Baru saja, pintu ruang tamu terbuka paksa. Hitsugaya
akhirnya sudah mencapai pada batas maksimalnya. “Tidakkah kalian sudah cukup…!”
“Taichou! Tepat
waktu! Bawakan beberapa es! Es!!”
“Ah, ide bagus!
Gunakan saja Hyorinmaru…”
“Mana mungkin aku
mau melakukan hal seperti itu!!”
Hitsugaya taichou benar – benar memiliki pekerjaan yang
sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar