a Citra Kuchiki: Bleach : Honey Dish Rhapsody Part 2 -->

Selasa, 03 Juli 2012

Bleach : Honey Dish Rhapsody Part 2

PART 2 of Honey Dish Rhapsody

Hanatarou sedang berlari.

Ia berlari melalui belakang barak divisi 4, sambil membawa tas yang sama seperti yang ia bawa kemarin. Disini, ada sebuah jalan pintas yang langsung menuju ke Pusat Pengobatan Umum.

 “Kursi ketujuh Yamada!” Mendengar seseorang memanggilnya, ia pun menghentikan langkah. “Di atas, di atas,” kata suara itu.

Hanatarou pun menoleh ke atas. “Ogido-sama!”

Pemegang Kursi Delapan dari Divisi Empat, Ogido Harunobo memunculkan kepalanya dari jendela lantai dua. “Kau tidak perlu memanggilku seperti itu. Aku itu adalah juniormu, kau tahu.”

 “Tetapi… Ogido-sama sudah menjadi pemegang Kursi Kedelapan tak lama setelah memasuki Divisi Empat, dan aku yakin kau akan melampauiku tak lama lagi.

 “Ahahaha, tidak mungkin!” Ogido tersenyum dan secara diam – diam menambahkan, “Kalau aku dipromosikan, pasti akan banyak tanggung jawab merepotkan yang harus dilakukan.”

 “Ah? Maaf, aku tidak bisa mendengarmu…”

 “Jangan khawatir. Aku hanya berbicara pada diriku sendiri.” Ogido tersenyum, membuat Hanatarou yang sebenarnya bingung, juga mengembalikan senyum kepadanya.
“Oh, ngomong – ngomong, Kursi Ketujuh Yamada…”

“Hm?”



 “Kursi Ketiga Iemura sedang mencarimu saat ini. Jika kau ingin melarikan diri, sebaiknya lakukan saja sekarang. Jika ia menemukanmu, siapa yang tahu hukuman aneh dan mesum seperti apa yang dapat terpikirkan olehnya…”

 “Ogido! Beraninya kau mengambil kesempatan untuk menghancurkan reputasiku…!” Ia berbalik dan melihat Kursi Ketiga dari Divisi Empat, Iemura Yasochika sedang berdiri disana dengan tubuh bergetar menahan amarah.

“Aiyaya!”
 “Diamlah! Kembali bekerja!”

 “Saya kerjakan, Saya kerjakan.”

 “Ucapkan sekali lagi!”

 “Saya kerjakan!”

 “Yamada! Jangan berani – berani kau bergerak!” Iemura berteriak dengan kencang dari jendela sebelum berlari menuju tangga.

(Mungkin masih ada waktu untuknya melarikan diri?) Ogido melihat dari jendela lagi. Hanatarou masih setia menunggu di bawah sana seperti yang telah dikatakan tadi. “… Apa yang kau lakukan? Jika kau tidak melarikan diri sekarang, Si Kursi Ketiga Mesum itu akan mendapatkanmu.”

 Hanatarou tertawa disamping masalah yang didapatnya. “Ah… bagaimana pun, aku masih menjadi pemimpin regu penolong. Jika aku tidak bekerja keras maka… Oh ya! Ogido-sama, bisakah kau memberikan ini kepada Kuchiki Rukia-san untukku?” Ia menghitung sampai tiga dan melempar tas itu ke atas.

Meskipun jaraknya cukup jauh dari jendela, Ogido masih dapat menangkapnya dengan mudah menggunakan satu tangan. “Apa ia ada di Pusat?”

“Ya.”
 “Apa yang ada di dalam?”
 “Pasta kacang.”

 “Pasta kacang?”

 “Ya. Rukia-san ingin membuat shiratama zenzai…” Ia berkata, sebelum suaranya tiba –tiba tertutupi oleh suara Iemura yang kencang “YAMADA……!!!”
 “Kalau begitu aku bergantung padamu!” Hanatarou merendahkan kepalanya saat Iemura datang sambil mengamuk.

 “Benar – benar orang yang tidak berguna…” Ogido bergumam, sebelum ia akhirnya pun pergi.

Pusat Pengobatan Umum, Lantai dua, Dapur

 “Harus selembut cuping telinga… harus selembut cuping telinga…” Rukia secara berulang bergumam kepada dirinya sendiri, seperti mengucapkan mantra. Tangan kanannya telihat sedang mengadoni adonan, sementara tangan kirinya bergerak menyusuri cuping telinganya sendiri.

Klan Kuchiki adalah salah satu dari empat keluarga bangsawan terbesar, posisi mereka sangat jauh di atas dirinya, bagaikan awan dan tanah. Dan sekarang, sang putri mereka tengah menggunakan topi memasak dan bergumul dengan adonan.

 “Benar – benar sangat menyentuh…”

Rukia tiba – tiba terlonjak akibat suara lelaki di belakangnya. “Siapa, siapa itu?” Dengan satu tangan yang masih berada di dalam adonan tepung, ia berbalik dan melihat ke belakang.

Ogido menunduk hormat kepada Rukia dan berkata, “Saya adalah Kursi Kedelapan dari Divisi Empat, nama saya Ogido Harunobo. Kursi Ketujuh Yamada meminta saya untuk memberikan ini pada Anda.”

 “Oh, milik Hanatarou… Dapatkah kau taruh di bawah sana? Kedua tanganku tidak dapat bebas bergerak saat ini.”

Ogido cukup terkejut akan cara berbicaranya yang saat sopan dan menjawab, “Saya mengerti.” Ia pun menaruh tas tersebut di tempat kosong di atas meja konter.

 “Ada apa dengan Hanatarou?”



 “Kursi Ketujuh tertangkap oleh Kursi Ketiga Iemura… Sepertinya ia tidak akan bisa bebas seharian ini.”

 “…Kalau begitu, dapatkah kau menyampaikan ucapan terima kasihku padanya? Bilang saja bahwa aku sangat menghargai bantuannya.”

 “Saya mengerti.”

Melihat Ogido menunduk hormat kepadanya lagi sebelum pergi, Rukia merasakan rasa sakit yang samar di dadanya. Untuk seseorang dari Rukongai seperti dirinya dihormati layaknya seorang bangsawan… masih membuatnya sangat tidak nyaman. Tetapi setelah memasuki Divisi 13, hal seperti ini sangat jarang terjadi. Dan setelah Ia pergi ke Dunia Manusia, Ia bahkan tidak bermasalah dengan kenangan itu.

 “Aku memang sangat beruntung…” Rukia memberikan rasa terima kasihnya kepada Surga, dan setelah itu, ia kembali memutar adonannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar