a Citra Kuchiki: Bleach : Honey Dish Rhapsody Part 3 -->

Sabtu, 25 Agustus 2012

Bleach : Honey Dish Rhapsody Part 3


Barak Divisi Sepuluh, Kantor Administrasi

Hitsugaya dengan diam membaca dengan teliti kertas tugas yang ada di atas meja kerjanya, alisnya mengkerut semakin dalam.

Dan alasan dibalik itu adalah -

 “Tapi Rangiku-san, jam istirahat siang sudah lewat…”

 “Ahaha, tidak masalah! Orihime, kau benar – benar tulus!”

-             Ini.

Di sebelah kantor administrasi ada sebuah ruang resepsi untuk menjamu para tamu. Karena cuaca hari sangat indah, semua jendela yang ada di barak dibuka lebar – lebar agar membiarkan angin segar masuk. Tentu saja, ini berarti bahwa ia juga bisa mendengar semua yang percakapan dari ruang sebelah.

“Kami memiliki kapten yang sangat hebat yang membuat kami….., tidak ada masalah. Fukutaichou dari Divisi 10 Matsumoto Rangiku hanya  menaikkan suaranya saat memuji kebaikan kaptennya.

(Dia…!!) Di samping kenyataan bahwa Rangiku benar – benar tahu sang kapten dapat mendengarnya, ia masih saja tetap bermalas – malasan. Hitsugaya menahan amarahnya.

Rangiku menujukkan Orihima bagaimana untuk mengikat simpul pada seragam shinigami di ruang tamu/

 “Kalau begitu seperti ini, ya?”

 “Bukan, bukan seperti itu. Kau harus menempatkan bagian ini disini… ah, bagus! Sudah selesai!

Orihime memandang ikat simpul yang besar itu dan tersenyum. Ada beberapa shinigami wanita yang mengagumi Rangiku dan mengikuti caranya yang berbeda dalam mengikat simpul. Orihime bukanlah shinigami, tetapi ia mengagumi kecantikan dan keceriaan Rangiku seperti yang lain. “Terima kasih banyak!”

 “Tidak masalah… Ah Orihime, coba kesini sebentar.” Ia mengangkat tangannya dan memberi sinyal agar Orihime maju ke depan. “Satu hal lagi…”

“Apa aku melakukan kesalahan?”

Rangiku terlihat berpikir saat ia mencengkeram kerah milik Orihime.

 “Apa yang kau lakuka… Aaaaaaaaa!!” Orihime berteriak saat kerahnya secara tiba – tiba dibuka dengan lebar.

“Menurutku kau lebih cocok seperti ini, Orihime!”

Melihat kerah Rangiku yang terbuka lebar, membuat Orihime semakin tersipu. “A- Aku merasa tidak nyaman kalau seperti ini…” katanya sambil memperbaiki bajunya.

“Benarkah? Kau harus menghargai dan menonjolkan lagi apa yang kau miliki… Maksudku, tidak semua orang itu beruntung. Coba kau lihat Nanao, anak yang malang.”

 “Siapa yang anak malang!!” Berdiri di luar jendela adalah orang yang baru saja ia mengklaim berdada rata seperti jalan raya, Fukutaichou dari divisi 8, Ise Nanao.

 “Ah, Nanao! Karena kau sangat rata seperti jalanan, aku bahkan tidak melihatmu disana.”

“Bu – bukan itu masalahnya!” Nanao tiba – tiba memindahkan buku yang ada di bawah bersama tangannya ke depan dadanya, seperti ia sedang menyembunyikan sesuatu.

“…Tapi itu sangat menjadi masalah bagimu kan?”

“Apa yang ingin kau katakan, Matsumoto Fukutaichou?”


Rangiku hanya mengangkat bahu atas nada suaranya yang tajam. “Apa kau butuh sesuatu? Kalau kau mencari Kyoraku Taichou, dia tidak ada disini.”

“Oh… jadi dia tidak ada disini… Hmph, selalu tidak pernah peduli pada pekerjaan, selalu melakukan apa yang dia inginkan…!”

Rangiku melihat Nanao pergi. “Nanao memiliki pekerjaan yang sulit… Aku sangat beruntung bersama seseorang yang sangat hebat untuk bekerja.” Ia mengatakan dengan volume suara yang cukup keras agar sampai terdengar pada kaptennya yang sedang bekerja. “Ah!! Kyoraku Taichou?!”

Tiba –tiba duduk di samping Orihime, adalah seseorang yang baru saja dicari – cari oleh Nanao – Taichou dari divisi 8, Kyoraku Shunsui.

 “Ah, maaf sudah mengganggu.”

 “Apa? ‘Maaf sudah mengganggu?’ Aku baru saja bilang Anda tidak ada disini… Kalau Nanao berteriak padaku karena ini, kalau begitu ini adalah salahnya kapten!”Rangiku berkata seraya melipat tangannya didepan dada.

Orihime membelalakkan matanya. “Jadi orang ini yang dicari shinigami wanita barusan?

“Ini pertemuan pertamamu dengan Kyoraku Taichou?”

Ia mengangguk. Meskipun Orihime sudah melewatinya beberapa kali di sekitar Seiretei, ini merupakan pertama kalinya ia menyertakan nama dan divisinya.

 “Kalau begitu aku harus memperkenalkan diriku dengan benar.” Ia terbatuk sekali dan tersenyum seolah – olah dikelilingi  oleh ratusan kelopak bunga mawar yang tertiup angin. “Ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengan wanita muda ini. Aku adalah Kyoraku Shunsui. Kau adalah ryoka…”

 “Ya! Saya Inoue Orihme! Mohon bantuannya!” Orihime tersenyum.

Rayuannya yang biasa ia lakukan pada gadis – gadis sepertinya tidak berpengaruh pada Orihime. “Orihime-chan… sangat imut!” Tetapi tetap saja, ia sangat senang. Ia selalu merasa senang setiap ia bersama – sama dengan gadis imut.

 “Jadi, untuk apa Taichou ada disini? Rangiku bertanya.

 “Yah, aku baru saja mengunjungi Kuriya dan bermaksud untuk membagi sebagian dari ini bersama Rangiku-san.” Ia membuka tas kertasnya dan mengeluarkan sebuah kotak yang bertuliskan “tokkuri saichu” dengan kaligrafi.

“Tokkuri… saichu?”

 “Oh, gadis dari Dunia Nyata dapat mengerti karakter yang sesulit ini. Menakjubkan!”

 “Haha, bukan apa – apa!” Orihime memiliki nilai – nilai yang bagus, cukup untuk bisa mendapatkan peringkat 3 dari seluruh angkatannya. Dan meskipun percakapan yang biasa dikatakannya terkadang membuat orang sulit untuk membayangkan, dia sesungguhnya sangat pintar.

 “Ini benar – benar enak! Aku akan membawa teh dan kita semua bisa membaginya!” Rangiku berdiri dan melongokkan kepalanya di jendela. “Apa kau ingin bergabung dengan kami, taichou?”

 “Tidak!” langsung dijawab dengan cepat.

Di waktu Rangiku kembali ke ruang resepsi dengan membawa the, Wajah Orihime benar – benar merah, dan kedua matanya berkeliaran kemana – mana.

 “Ada apa, Orihime?” Rangiku menekankan kedua tangannya ke bahu Orihime dan menatap wajahnya dengan seksama.

 “Ah, Rangiku-san! Apakah kau tau kalau saichu itu ikan paus… jadi kau harus memakannya dengan roti~!” Orihime terlihat seakan – akan tidak mengerti kata – kata yang ia katakan sendiri, atau dimana ia sekarang ini.

 “Apa yang Anda lakukan pada anak ini?” tanya Rangiku.

 “Aku tidak melakukan apapun,” kata Kyoraku. “Kami hanya makan saichu-nya bersama – sama.”

 Kyoraku menoleh ke Orihime berharap Orihime membenarkannya, tetapi Orihime  hanya berayun – ayun tidak jelas dan tidak meresponnya. Di depannya terdapat 3 bungkusan.

 “Ori – Orihime?!”

 Orihime tiba – tiba berhenti,  ia berposisi tegak, dan tiba – tiba… jatuh ke lantai. Untungnya, Rangiku langsung menangkapnya.

 “Ah, bahaya sekali…..!” Rangiku berkeringat dingin.

 “Sepertinya Orihime sudah dikalahkan oleh tokkuri saichu.”

Tokkuri saichu adalah sejenis wafer dengan isi. Isi ini terbuat dari pasta kacang merah, yang disiapkan dari kacang yang direbus bersama butir bir. Karena terbuat hanya dari butir bir terbaik, bahkan untuk mereka yang biasanya tidak menyukai rasa alcohol berfikir tokkuri saichu itu enak. Tetapi kandungan alkoholnya juga  cukup tinggi.

 “Orihime?! Kauu baik – baik saja?! Ori-hime-!!”

 “Orihime-chan – bertahanlah -!!”

Baru saja, pintu ruang tamu terbuka paksa. Hitsugaya akhirnya sudah mencapai pada batas maksimalnya. “Tidakkah kalian sudah cukup…!”

 “Taichou! Tepat waktu! Bawakan beberapa es! Es!!”

 “Ah, ide bagus! Gunakan saja Hyorinmaru…”
 “Mana mungkin aku mau melakukan hal seperti itu!!”

Hitsugaya taichou benar – benar memiliki pekerjaan yang sulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar