a Citra Kuchiki: Bleach : Honey Dish Rhapsody Part 5 -->

Sabtu, 25 Agustus 2012

Bleach : Honey Dish Rhapsody Part 5


Barak Divisi Tiga Belas


Di bagian dalam barak, bagian ujung dari lorong yang sangat panjang, di tempat yang jauh dari gangguan suara gaduh dan huru-hara, terletak di samping sebuah danau dan dikelilingi oleh bamboo, terdapat sebuah bangunan. Bangunan itu adalah ruang kerja Taichou Divisi Tiga Belas.

“Hai, Hai, Aku disini!” Yachiru berteriak di pintu bergorden.

Ukitake langsung keluar untuk menyambutnya. “Kusajishi? Dan ini juga pertama kalinya kau datang kemari.”

“Yah, Rukia memintaku untuk membawakan ini kesini!” Ia berkata, menunjuk pada panci di kepalanya.

“Ruki?”

“Yup, Kuchiki Rukia.”

“Oh, maksudmu Kuchiki.”

“Yup, Dia membuat ini!” Ukitake mengangkat penutupnya dan Yachiru menjelaskan, “Itu shiratama zenzai.”

“Kelihatannya enak sekali!... Tetapi, bagaimana aku bisa menghabiskan semuanya…”

“Aku bisa membantumu memakannya.”

“Benar juga! Aku bisa membaginya dengan Hitsugaya Taichou.”

 “Ah-----!” Yachiru terlihat sangat kecewa.
Ukitake tidak menyadari hal itu dan pergi ke dalam ruangan untuk mengenakan Haori Kaptennya. “Kau bisa ikut bersamaku, Kusajishi,” Ukitake tersenyum ceria dan menarik tangan Yachiru, yang saat itu sangat tidak bahagia dan tidak mau bergerak, dan bergerak meninggalkan ruangannya.

Barak Divisi Sepuluh, Kantor Administrasi

“Ini sudah semuanya.” Hitsugaya meletakkan kertas laporan yang menggunung dari atas mejanya ke dalam tempat mengumpul kertas – kertas laporan.

“Oh, Hitsugaya Taichou! Waktunya tepat sekali!”

Hitsugaya menoleh ke arah suara itu berasal dan melihat Ukitake berjalan ke arahnya melewati koridor.

“Ukitake… Taichou…” Di balik Kapten yang tersenyum tersebut terdapat seorang lagi.”…dan Kusajishi.” Yachiru masih terlihat sangat kecewa.

“Kuchiki membuat ini. Aku datang kesini untuk membagi sebagian bersamamu.”

 “Oh. Begitu.”

Ukitake mengangkat penutup agar Hitsugaya dapat melihatnya. Tentu saja, pancinya masih berada di atas kepala Yachiru.

“Yang ‘bagian bawah panci’ terlihat tidak senang.”

Saat Hitsugaya mengatakannya, Ukitake menyadari untuk pertama kalinya kalau Yachiru sedang berperasaan tidak enak. Dari sudut ketinggian orang setinggi Ukitake, pancinya menutupi wajah Yachiru sepenuhnya.

“Maafkan aku, Kusajishi!!” Ukitake mengangkat panci dari kepala Yachiru. “Panci ini cukup berat.” Ukitake tersenyum lagi, seakan semua masalah sudah terselesaikan. Tapi, Yachiru masih terlihat tidak senang.

(Mungkin dia pikir ‘cepatlah biarkan aku memakannya.’) Mungkin karena sudut ketinggiannya sangat dekat dengan Yachiru, Hitsugaya cepat mengerti apa yang Yachiru pikirkan. Tetapi, saat Hitsugaya akan membuka mulutnya untuk memberitahukan hal ini pada Ukitake-

“Taichou, kau berbicara dengan siapa?” Pintu ruang resepsi terbuka dan Rangiku keluar dari dalamnya, berayun – ayun saat ia berjalan.

 “Oh, Matsumoto! Apa kau mabuk?”

“Oh, kalau bukan Ukitake Taichou. Minumlah bersama kami,” Ia berkata, menunjuk kea rah ruang resepsi.

“Oh...”

“Shuuhei membawa beberapa botol sake yang sangat bagus.”

“Kalau begitu, Aku akan meminum satu gelas!”

Rangiku tertawa dan menjawab, “Tentu saja!”

“Hei, jangan memaksa Ukitake untuk minum terlalu banyak,” Hitsugaya menasehati Rangiku. Ukitake Taichou mungkin saja terlihat tinggi dan gagah, tetapi sebenarnya fisiknya sangat lemah. Jika Ia memaksakan diri terlalu keras, ia mungkin bisa dirawat selama berhari – hari. Dan itulah yang dikhawatirkan oleh Hitsugaya…

“Panci apa itu? Apa itu milikmu?”

Kata – kata peringatannya tidak dihiraukan oleh Rangiku. (Sial! Dia tidak mendengarkan sama sekali!) Di samping kenyataannya Ia berteriak dalam hati, ia mencoba untuk bisa mengontrol amarahnya. Ia selalu mengulangi pada dirinya sendiri kalimat, ‘hanya anak kecil yang cepat marah pada hal – hal sepele,’ untuk menenangkan dirinya… tetapi saat ia bersama Rangiku, terkadang tidak ada cara untuk bisa menekan amarahnya.

 “Ah, kelihatannya enak!” Rangiku berkata.

“Kudengar kalau Kuchiki yang membuatnya,” kata Hitsugaya.

“Kuchiki yang membuatnya?”

Ukitake menjawab, “Ya.”

 “Apakah tidak apa kita juga memakannya?”

“Tidak masalah. Ini lebih dari cukup untuk kita semuanya disini. Aku akan membawa kembali sebagian ke Divisi Tiga Belas sendiri.”

 “Kalau begitu, kita tidak mungkin berdiri untuk merayakannya! Ayo masuk. Rangiku membuka pintu dan menghantar Ukitake masuk. “ Dan Taichou juga harus masuk.”

 “Tidak, aku…”

 “Ayolah!” Rangiku mendorong masuk Hitsugaya juga. “Kusajishi, apa yang kau marahkan? Aku akan mambagi sebagian milikku untukmu. Ayo.”

Hanya dengan satu kalimat itu, Yachiru mulai tersenyum kembali. “Baiklah, aku ingin semangkuk penuh, dan juga setinggi gunung.”

 “Oke, setinggi gunung!”

 “Benar sekali!”
                          
Setelah semuanya masuk, Rangiku pergi untuk membawa beberapa mangkuk dan peralatan makan dari Dapur Divisi Sepuluh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar